Halo!!
Orang bilang tak kenal maka tak sayang, so please let me curhat dulu sebelum nulis-nulis hehee.
Sebagai seorang ibu rumah tangga setiap hari saya punya tugas penting untuk memastikan putra semata wayang saya (Alta) bertumbuh kembang dengan baik, tentunya ini tidak akan terjadi jika tanpa bantuan dan support dari suami serta orang-orang di sekitar saya. Meski saat ini Alta baru mengkonsumsi air susu ibu (ASI) saja bukan berarti saya tidak memperhatikan asupan gizinya atau melalaikan pertumbuhannya. Saya tetap memastikan Alta mendapatkan kualitas ASI yang baik dan cukup sesuai usianya, bagaimana caranya? Ya dengan cara menjaga pola makan saya sebagai ibu yang menjadi sumber ASInya.
Yap, saya seorang newbie mom yang setiap harinya masih terus belajar dan belajar lagi tentang dunia per-ibu-an. Awalnya, saya pikir saya akan mengajarkan Alta banyak hal namun ternyata pada prakteknya Alta lah yang menjadi “guru kehidupan” saya. Bersama Alta saya belajar sabar dan lebih sabar, belajar mengusir jauh-jauh sifat malas saya, belajar mengesampingkan rasa ego, bahkan pelan-pelan saya pun belajar memasak, apalagi sebentar lagi Alta akan mendapatkan asupan lain selain ASI yakni Makanan Pendamping ASI (MPASI). Saya ingin anak saya makan hasil masakan ibunya sendiri, saya ingin memberikan yang terbaik untuk Alta, apa pun itu agar kelak dia tahu bahwa tidak ada yang lebih mencintainya selain saya ibunya.
Semenjak menikah hingga punya anak, saya memutuskan untuk menjadi full time wifey di rumah karena saat itu saya langsung hamil. Sebelum Alta lahir, jujur saya sangat bosan, apalagi saya dan suami masih menumpang di rumah mertua yang u know tinggal bersama orang tua kandung saja terkadang tidak mengenakkan apalagi dengan mertua. Banyak prinsip kami (mertua dan saya) dalam memperlakukan orang lain dan menjaga rumah yang berbeda. Tapi karena dorongan ekonomi “memaksa” saya dan suami untuk sementara waktu melupakan ego dan berusaha tetap berbaur. Untung saja kebosanan saya mulai berkurang semenjak melahirkan Alta. Waktu saya banyak tersita untuk mengurus Alta, mulai dari menyusui, memandikan, mengajak main, bahkan menggendong hampir semua saya yang melakukan, 24hours as a nanny. Berhubung suami saya setiap hari bekerja (termasuk weekend), jadi hari-hari saya lebih banyak dihabiskan di rumah bersama Alta. Percayalah, rasa lelah, bosan, marah akan hilang seketika saat melihat senyuman mungilnya. HIDUP SAYA BERUBAH MENJADI LUAR BIASA, saya bahagia!! Its worth it.
Jika di luar sana banyak orang berpikir, “ihhh ngapain dirumah cuma ngurus anak, mending kerja.”, atau “Percuma sekolah tinggi tapi ujung-ujungnya cuma ngurus anak.”, dan lain-lain. Hidup itu pilihan buk. Saya memilih mendidik anak saya sendiri ketimbang diberikan kepada nanny. Bagi saya lebih menyedihkan seorang ibu yang bersekolah tinggi namun anaknya dibesarkan oleh seorang nanny yang (sorry to say) hanya lulusan SD, setuju?. So, please sebagai sesama ibu kita tahu bahwa membesarkan seorang anak itu bukan perkara yang mudah. Saya tidak bisa menghakimi anda jika pilihan anda menjadi wanita karir, begitu pula anda tidak bisa merendahkan saya jika saya memilih menjadi full time mother. Sesama ibu tidak seharusnya kita saling nyinyir yesss ✌🏻.
Nah di blog ini, saya mau sharing semua tentang pengalaman saya selama menjadi ibu baru. Bagaimana tips dan triknya sehingga saya mampu mengemban amanat besar tersebut, nanti akan saya sharing. Namun saya sadar saya juga bukan ibu yang sempurna, saya yakin banyak sekali hal yang masih harus saya pelajari. So, tanpa bosan lagi-lagi saya harapkan jika ada masukan atau saran, bisa kirimkan ke alamat email saya yuniamarhena@gmail.com atau tinggal pesan di kolom komentar, sehingga kita bisa belajar bersama.
Oh iya jangan lupa sering-sering ajak suami dan anak piknik bareng ya bukkk biar otak tetap waras. Kalau perlu sesekali pikniklah sendiri atau dengan teman tanpa mengajak suami dan anak karena terkadang kita juga butuh ruang untuk diri sendiri. Menjadi seorang ibu itu menguras pikiran dan waktu tapi jangan sampai buibuk mengabaikan diri sendiri. Enjoy your life!!
Salam sayang dari Alta & Ibun 💕
Sebagai seorang ibu rumah tangga setiap hari saya punya tugas penting untuk memastikan putra semata wayang saya (Alta) bertumbuh kembang dengan baik, tentunya ini tidak akan terjadi jika tanpa bantuan dan support dari suami serta orang-orang di sekitar saya. Meski saat ini Alta baru mengkonsumsi air susu ibu (ASI) saja bukan berarti saya tidak memperhatikan asupan gizinya atau melalaikan pertumbuhannya. Saya tetap memastikan Alta mendapatkan kualitas ASI yang baik dan cukup sesuai usianya, bagaimana caranya? Ya dengan cara menjaga pola makan saya sebagai ibu yang menjadi sumber ASInya.
Yap, saya seorang newbie mom yang setiap harinya masih terus belajar dan belajar lagi tentang dunia per-ibu-an. Awalnya, saya pikir saya akan mengajarkan Alta banyak hal namun ternyata pada prakteknya Alta lah yang menjadi “guru kehidupan” saya. Bersama Alta saya belajar sabar dan lebih sabar, belajar mengusir jauh-jauh sifat malas saya, belajar mengesampingkan rasa ego, bahkan pelan-pelan saya pun belajar memasak, apalagi sebentar lagi Alta akan mendapatkan asupan lain selain ASI yakni Makanan Pendamping ASI (MPASI). Saya ingin anak saya makan hasil masakan ibunya sendiri, saya ingin memberikan yang terbaik untuk Alta, apa pun itu agar kelak dia tahu bahwa tidak ada yang lebih mencintainya selain saya ibunya.
Semenjak menikah hingga punya anak, saya memutuskan untuk menjadi full time wifey di rumah karena saat itu saya langsung hamil. Sebelum Alta lahir, jujur saya sangat bosan, apalagi saya dan suami masih menumpang di rumah mertua yang u know tinggal bersama orang tua kandung saja terkadang tidak mengenakkan apalagi dengan mertua. Banyak prinsip kami (mertua dan saya) dalam memperlakukan orang lain dan menjaga rumah yang berbeda. Tapi karena dorongan ekonomi “memaksa” saya dan suami untuk sementara waktu melupakan ego dan berusaha tetap berbaur. Untung saja kebosanan saya mulai berkurang semenjak melahirkan Alta. Waktu saya banyak tersita untuk mengurus Alta, mulai dari menyusui, memandikan, mengajak main, bahkan menggendong hampir semua saya yang melakukan, 24hours as a nanny. Berhubung suami saya setiap hari bekerja (termasuk weekend), jadi hari-hari saya lebih banyak dihabiskan di rumah bersama Alta. Percayalah, rasa lelah, bosan, marah akan hilang seketika saat melihat senyuman mungilnya. HIDUP SAYA BERUBAH MENJADI LUAR BIASA, saya bahagia!! Its worth it.
Jika di luar sana banyak orang berpikir, “ihhh ngapain dirumah cuma ngurus anak, mending kerja.”, atau “Percuma sekolah tinggi tapi ujung-ujungnya cuma ngurus anak.”, dan lain-lain. Hidup itu pilihan buk. Saya memilih mendidik anak saya sendiri ketimbang diberikan kepada nanny. Bagi saya lebih menyedihkan seorang ibu yang bersekolah tinggi namun anaknya dibesarkan oleh seorang nanny yang (sorry to say) hanya lulusan SD, setuju?. So, please sebagai sesama ibu kita tahu bahwa membesarkan seorang anak itu bukan perkara yang mudah. Saya tidak bisa menghakimi anda jika pilihan anda menjadi wanita karir, begitu pula anda tidak bisa merendahkan saya jika saya memilih menjadi full time mother. Sesama ibu tidak seharusnya kita saling nyinyir yesss ✌🏻.
Nah di blog ini, saya mau sharing semua tentang pengalaman saya selama menjadi ibu baru. Bagaimana tips dan triknya sehingga saya mampu mengemban amanat besar tersebut, nanti akan saya sharing. Namun saya sadar saya juga bukan ibu yang sempurna, saya yakin banyak sekali hal yang masih harus saya pelajari. So, tanpa bosan lagi-lagi saya harapkan jika ada masukan atau saran, bisa kirimkan ke alamat email saya yuniamarhena@gmail.com atau tinggal pesan di kolom komentar, sehingga kita bisa belajar bersama.
Oh iya jangan lupa sering-sering ajak suami dan anak piknik bareng ya bukkk biar otak tetap waras. Kalau perlu sesekali pikniklah sendiri atau dengan teman tanpa mengajak suami dan anak karena terkadang kita juga butuh ruang untuk diri sendiri. Menjadi seorang ibu itu menguras pikiran dan waktu tapi jangan sampai buibuk mengabaikan diri sendiri. Enjoy your life!!
Salam sayang dari Alta & Ibun 💕
Comments
Post a Comment